Masyarakat Minangkabau, adalah salah
satu kelompok masyarakat Indonesia yang masih sangat menjunjung tinggi
nilai-nilai budaya leluhur mereka.
Berbagai macam tradisi terus terjaga
hingga saat ini. Sehingga membuat Sumatera Barat, tempat masyarakat Minangkabau
bernaung, sangat eksotis untuk dikunjungi.
Karena pendatang akan bisa
menyaksikan secara langsung proses beragam ritual unik masyarakat ini. Upacara
turun mandi adalah salah satu upacara adat Minangkabau yang masih terlestarikan
hingga saat ini.
Tradisi turun mandi ini sudah
menjadi sebuah tradisi turun temurun dan bahkan sudah berabad lalu dilakukan,
kepada bayi-bayi yang baru lahir.
Upacara turun mandi merupakan
upacara yang dilaksanakan untuk mensyukuri nikmat atas bayi yang baru lahir.
Tujuan dari turun mandi adalah untuk
memperkenalkan kepada masyarakat bahwa telah lahir keturunan baru dari sebuah
suku atau keluarga tertentu. Sementara bagi si ibu bayi upacara ini sebagai
ajang untuk keluar rumah pertama kali pasca pemulihan setelah melahirkan.
Prosesi Upacara Turun Mandi Di Minangkabau
Sebelum sang bayi ini dimandikan ada
banyak hal yang mesti dipersiapkan dan diperhitungkan, pertama adalah hari
pelaksanaan turun mandi, jika bayi laki-laki maka acara turun mandi
dilaksanakan pada hari ganjil dari hari kelahiran sang bayi dan jika
bayinya perem-puan maka hari turun mandinya adalah hari genap.
Selain itu tradisi turun mandi juga
memiliki beberapa syarat-syarat, biasanya di tiap nagari ada sedikit perbedaan
dalam bentuk-bentuk syarat ini, namun umumnya syarat-syarat tersebut adalah
sebagai berikut:
Syarat-syarat Tradisi Turun Mandi Di Minangkabau
1. Upacara turun mandi harus di
laksanakan di batang aie (sungai). Sungai adalah tempat memandikan si
bayi yang juga tempat umum di mana banyak orang berkumpul.
Yang membawa anak ini dari rumah ke
sungai atau tempat mandi adalah orang yang berjasa membantu proses persalinan.
2. Keluarga si bayi menyediakan
batiah bareh badulang yaitu beras yang digoreng. Karena biasanya proses turun
mandi ini diiringi arak-arakan, batiah nantinya dibagikan kepada anak-anak
kecil yang pergi mengikuti upacara turun mandi.
3. Terdapat sigi kain buruak (obor
yang terbuat dari kain-kain yang telah robek).
Sigi ini dibakar dari rumah dan kemudian dibawa ke tempat upacara atau ke sungai tempat si bayi akan dimandikan.
Sigi ini dibakar dari rumah dan kemudian dibawa ke tempat upacara atau ke sungai tempat si bayi akan dimandikan.
Sigi kain buruak ini memiliki makna
mengajarkan kepada si bayi bahwa jika kelak tidak ada satu hambatanpun dalam
menuntut ilmu.
4. Harus ada Tampang karambia
tumbuah (bibit kelapa yang siap tanam).Gunanya, pada saat telah sampai di
tempat upacara anak ini dimandikan, bibit kelapa tadi dihanyutkan dari atas
lalu si ibu bayi akan menangkap kelapa tersebut saat mendekati si bayi.
5.Harus ada Tangguak (tangguk).
Merupakan alat yang digunakan untuk menangkap ikan. Melambangkan juga untuk
bekal ekonomi si bayi kelak. Kegunaan Tangguak untuk meletakkan batu yang
diambil dari sungai sebanyak tujuh buah, kemudian batu ini bersama tampang
karambia dibawa pulang. Batu inilah yang dimasukkan kedalam lubang tempat
karambia ditanam.
6. Harus ada palo nasi (nasi yang
terletak paling atas) yang telah dilumuri dengan arang serta darah ayam.
Tujuannya untuk mengusir setan, makluk halus yang ingin ikut meramaikan upacara terse-but. Syarat ini disiapkan seba-nyak tiga cawan atau bejana.
Tujuannya untuk mengusir setan, makluk halus yang ingin ikut meramaikan upacara terse-but. Syarat ini disiapkan seba-nyak tiga cawan atau bejana.
Dua untuk diletakkan dijalan menuju
sungai atau tempat mandi yang jaraknya sudah diatur dan disesuai-kan, satu
dibawa ke sungai atau tempat mandi di mana upacara ber-langsung.
Setelah seluruh prosesi selesai,
bayi dan si ibu bayi akan diarak kembali menuju rumah. Di rumah orang yang
terlibat dalam prosesi acara dan orang-orang yang mengikuti arakan akan dijamu
di rumah si bayi.
Jamuan berupa makanan dan minuman
yang sudah disediakan sebelumnya oleh keluarga si bayi. Sementara kelapa yang
ditangkap si ibu bayi, juga turut dibawa pulang untuk ditanam dan inilah nanti
menjadi bekal hidup si anak kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar