1. Provinsi Nanggro Aceh Darussalam - Rumah Adat Krong Bade
Rumah Krong Bade adalah rumah adat
dari Nanggroe Aceh Darussalam.Rumah Krong Bade juga biasa dikenal dengan nama
rumoh Aceh.Rumah ini mempunyai tangga depan yang digunakan bagi tamu atau orang
yang tinggal untuk masuk di dalam rumah.Rumah Krong Bade adalah satu budaya
Indonesia yang hampir punah.Rumah Krong Bade saat ini sudah jarang dipakai
karena hampir sebagian banyak masyarakat aceh memilih untuk tinggal di rumah
modern.Hal ini dikarenakan harga pembangunan rumah modern jauh lebih murah
dibandingkan dengan Rumah Krong Bade.Selain biaya pembangunan, biaya perawatan
Rumah Krong Bade juga memakan biaya yang tidak sedikit
2. Provinsi Sumatera
Utara - Rumah Adat Bolon
Rumah Bolon adalah rumah adat dari
suku Batak yang ada di Indonesia. Rumah Bolon berasal dari daerah Sumatera
Utara.Rumah Bolon adalah simbol dari identitas masyarakat Batak yang tinggal di
Sumatera Utara. Pada zaman dahulu kala, rumah Bolon adalah tempat tinggal dari
13 raja yang tinggal di Sumatera Utara. 13 Raja tersebut adalah Raja Ranjinman,
Raja Nagaraja, Raja Batiran, Raja Bakkaraja, Raja Baringin, Raja Bonabatu, Raja
Rajaulan, Raja Atian, Raja Hormabulan, Raja Raondop, Raja Rahalim, Raja Karel
Tanjung, dan Raja Mogam.Ada beberapa jenis rumah Bolon dalam masyarakat Batak
yaitu rumah Bolon Toba, rumah Bolon Simalungun, rumah Bolon Karo, rumah Bolon
Mandailing, rumah Bolon Pakpak, rumah Bolon Angkola. Setiap rumah mempunyai
ciri khasnya masing-masing. Sayangnya, rumah Bolon saat ini jumlah tidak
terlalu banyak sehingga beberapa jenis rumah Bolon bahkan sulit ditemukan.Saat
ini, rumah bolon adalah salah satu objek wisata di Sumatera Utara. Rumah Bolon
adalah salah satu budaya Indonesia yang harus dilestarikan.
3. Provinsi Sumatera Barat - Rumah Adat Gadang
Rumah Gadang atau Rumah Godang
adalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan
banyak di jumpai di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Rumah ini juga disebut
dengan nama lain oleh masyarakat setempat dengan nama Rumah Bagonjong atau ada
juga yang menyebut dengan nama Rumah Baanjuang.Rumah dengan model ini juga
banyak dijumpai di Negeri Sembilan, Malaysia. Namun tidak semua kawasan di
Minangkabau (darek) yang boleh didirikan rumah adat ini, hanya pada kawasan
yang sudah memiliki status sebagai nagari saja Rumah Gadang ini boleh
didirikan. Begitu juga pada kawasan yang disebut dengan rantau, rumah adat ini
juga dahulunya tidak ada yang didirikan oleh para perantau Minangkabau.
4. Provinsi Riau - Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar
4. Provinsi Riau - Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar
5. Provinsi Kepulauan Riau - Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar
6. Provinsi Jambi - Rumah Adat
Panjang
Rumah Panjang adalah salah satu rumah adat dari daerah Kalimantan Barat.Rumah Panjang adalah ciri khas dari masyarakat Dayak yang tinggal di daerah Kalimantan Barat. Hal ini dikarenakan rumah panjang adalah gambaran sosial kehidupan masyarakat Dayak di Kalimantan Barat. Rumah panjang juga merupakan pusat kehidupan dari masyarakat Dayak. Saat ini, rumah panjang di Kalimantan Barat dapat dikatakan hampir punah karena jumlahnya yang sedikit.Pada tahun 1960, pemerintah menghancurkan beberapa rumah panjang karena dicurigai menganut paham komunis..[Rumah panjang di daerah Kalimantan Barat identik dengan rumah panjang yang ada di Kalimantan Tengah.Hal ini dikarenakan letak geografi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah yang sangat berdekatan. Keduanya sama-sama dikenal dengan nama Rumah Betang.
7 Provinsi Sumatera Selatan - Rumah Adat Limas
Rumah
Limas merupakan prototipe rumah tradisional Sumatra Selatan. Selain ditandai
dengan atapnya yang berbentuk limas, rumah tradisional ini memiliki lantai
bertingkat-tingkat yang disebut Bengkilas dan hanya dipergunakan untuk
kepentingan keluarga seperti hajatan. Para tamu biasanya diterima diteras atau
lantai kedua.
8. Provinsi Bangka Belitung - Rumah
Adat Rakit dan Limas
Asal usul rumah rakit, konon
rumah-rumah rakit yang dibangun di pinggir-pinggir Sungai Musi ini dulunya
dihuni oleh warga keturunan Tionghoa. Disebut sebagai rumah rakit, karena
bentuk dan rupanya memang seperti rakit yang lengkap. Dibangun diatas sungai
karena dahulu sungai dianggap sebagai sumber makanan mata pencaharian dan
sumber air.Fungsinya rumah rakit tidak hanya untuk membawa orang yang ada di
atasnya ke suatu tempat (sebagai alat transportasi) tapi juga digunakan sebagai
rumah tinggal terapung.
9. Provinsi Bengkulu - Rumah Bubungan Lima
9. Provinsi Bengkulu - Rumah Bubungan Lima
Rumah Bubungan Lima adalah rumah
adat dari provinsi Bengkulu. Rumah ini memiliki model seperti rumah panggung
yang ditopang oleh beberapa tiang penopang.Rumah ini bukanlah rumah tinggal seperti
pada umumnya.Rumah ini biasanya dipakai untuk acara adat masyarakat Bengkulu. Rumah
ini terbagi atas tiga bagian yaitu rumah bagian atas, rumah bagian tengah, dan
rumah bagian bawah.Rumah Bubungan Lima memiliki materi dasar yaitu kayu.Kayu
yang dipilih pun bukan kayu sembarangan melainkan kayu yang kuat dan tahan
lama.Kayu yang biasanya digunakan untuk membangun Rumah Bubungan Lima adalah
Kayu Medang Kemuning.Rumah Bubungan Lima dibangun tinggi agar menghindari
pemilik rumah beserta keluarga dari serangan binatang liar dan juga dari
bencana alam seperti banjir.Karena tinggi Rumah Bubungan Lima ini, maka
orang-orang yang hendak masuk ke dalam rumah pun harus menggunakan
tangga.Tangga yang digunakan untuk masuk ke dalam rumah umumnya mempunyai
jumlah anak tangga yang ganjil sesuai dengan kepercaaan masyarakat Bengkulu.
Rumah Bubungan Lima ini merupakan salah satu Budaya Indonesia yang menjadi
objek wisata.
10. Provinsi Lampung - Rumah Adat
Nowou Sesat
Rumah tradisional adat Lampung ini
termaksud kategori rumah panggung. Atapnya terbuat dari anyaman ilalang dan
sebagian besar bahnnya terbuat dari kayu. Bentuk rumah panggun ini untuk
menghindari serangan hewan dan lebih kokoh bila terjadi gempa bumi, karena
masyarakat lampung telah mengenal gempa dari zaman dahulu dan lampung terletak
di pertemuan lempeng Asia dan Australia.Terdapat ornamen yang khas pada bagian
sisi bangunan tertentu rumah sessat ini. Umumnya bentuk rumah sessat berbentuk
rumah besar. Namun saat ini bentuknya tidak terlalu besar. Di perkampungan
penduduk asli Lampung sebagian besar rumah adat ini dibangun tidak bertiang dan
berlantai di tanah dengan fungsi yang tetap sama.
11. Provinsi DKI Jakarta - Rumah
Adat Kebaya
Rumah kebaya merupakan sebuah nama
rumah adat suku Betawi Disebut dengan rumah kebaya dikarenakan bentuk atapnya
yang menyerupai pelana yang dilipat dan apabila dilihat dari samping maka
lipatan-lipatan tersebut terlihat seperti lipatan kebaya.
12. Provinsi Jawa Barat - Rumah Adat
Kasepuhan Cirebon
Rumah Kasepuhan Cirebon Keraton
Kasepuhan didirikan sekitar tahun 1529 oleh Pangeran Cakrabuana, putra Prabu
Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran. Keraton ini merupakan perluasan dari
Keraton Pakungwati, yang merupakan keraton yang telah ada sebelumnya. Walaupun
telah berusia tua, kompleks bangunan tradisional ini masih terawat dengan baik.
13. Provinsi Banten - Rumah Adat Baduy
Secara umum rumah adat Baduy merupakan
rumah panggung yang hampir secara keseluruhan rumah menggunakan bahan bambu.
Rumah adat baduy ini sendiri terkenal dengan kesederhanaan, dan dibangun
berdasarkan naluri manusia yang ingin mendapatkan perlindungan dan kenyamanan.
14. Provinsi Jawa Tengah - Rumah
Adat Joglo
Joglo adalah rumah adat masyarakat
Jawa. Bagian-bagian joglo yaitu :
pendapa.
pringgitan.
dalem.
sentong.
gandok tengen.
gandok kiwo.
Bagian pendapa adalah bagian paling depan Joglo yang mempunyai ruangan luas tanpa sekat-sekat, biasanya digunakan sebagai tempat pertemuan untuk acara besar bagi penghuninya. Seperti acara pagelaran wayang kulit, tari, gamelan dan yang lain. Pada waktu ada acara syukuran biasanya sebagai tempat tamu besar. Pendopo biasanya terdapat soko guru, soko pengerek, dan tumpang sari.
Bagian Pringgitan adalah bagian penghubung antara pendopo dan rumah dalem. Bagian ini dengan pendopo biasanya di batasi dengan seketsel dan dengan dalem dibatasi dengan gebyok. Fungsi bagian pringgitan biasanya sebagai ruang tamu.
Bagian Dalem adalah bagian tempat bersantai keluarga. Bagian ruangan yang bersifat lebih privasi.
pringgitan.
dalem.
sentong.
gandok tengen.
gandok kiwo.
Bagian pendapa adalah bagian paling depan Joglo yang mempunyai ruangan luas tanpa sekat-sekat, biasanya digunakan sebagai tempat pertemuan untuk acara besar bagi penghuninya. Seperti acara pagelaran wayang kulit, tari, gamelan dan yang lain. Pada waktu ada acara syukuran biasanya sebagai tempat tamu besar. Pendopo biasanya terdapat soko guru, soko pengerek, dan tumpang sari.
Bagian Pringgitan adalah bagian penghubung antara pendopo dan rumah dalem. Bagian ini dengan pendopo biasanya di batasi dengan seketsel dan dengan dalem dibatasi dengan gebyok. Fungsi bagian pringgitan biasanya sebagai ruang tamu.
Bagian Dalem adalah bagian tempat bersantai keluarga. Bagian ruangan yang bersifat lebih privasi.
15. Provinsi Daerah Istimewa
Yogjakarta - Rumah Adat Bangsal Kencono dan Joglo.
Bangsal Kencono adalah rumah yang
berbentuk padepokan. Rumah ini memiliki halaman yang luasnya 14000m2. Di
halaman tersebut banyak terdapat sangkar burung dan tanaman yang menghiasi.
Saat ana memasuki bangsal Kencono, anda akan menemukan dua buat patung yang
terkenal dengan sebutan bupolo.
Patung tersebut menggenggam sebuah pemukul atau biasa disebut gada.
Menurut Sumber Sejarah, Bangsal Kencono dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1756M. Dibangunnya padepokan ini dulu ditujukan untuk acara keagamaan atau kesultanan. Tempat ini juga digunakan dalam "Jumenengan" yaitu acara naik tahta seorang sultan.
16. Provinsi Jawa Timur - Rumah Adat Joglo Situbondo
Patung tersebut menggenggam sebuah pemukul atau biasa disebut gada.
Menurut Sumber Sejarah, Bangsal Kencono dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1756M. Dibangunnya padepokan ini dulu ditujukan untuk acara keagamaan atau kesultanan. Tempat ini juga digunakan dalam "Jumenengan" yaitu acara naik tahta seorang sultan.
16. Provinsi Jawa Timur - Rumah Adat Joglo Situbondo
Kebanyakan rumah joglo yang terdapat di Ponorogo adah rumah adat joglo yang
memiliki dua ruangan yaitu :
Ruang depan (pendopo) yang difungsikana sebagai :
tempat menerima tamu
balai pertemuan (karena awalnya hanya dimiliki oleh bangsawan dan kepala desa)
tempat untuk mengadakan upacara – upacara adat
Ruang belakang yang terdiri dari :
kamar – kamar
dapur (pawon)
17. Provinsi Bali - Rumah Adat Gapura Candi Bentar
Ruang depan (pendopo) yang difungsikana sebagai :
tempat menerima tamu
balai pertemuan (karena awalnya hanya dimiliki oleh bangsawan dan kepala desa)
tempat untuk mengadakan upacara – upacara adat
Ruang belakang yang terdiri dari :
kamar – kamar
dapur (pawon)
17. Provinsi Bali - Rumah Adat Gapura Candi Bentar
Candi bentar adalah sebutan bagi
bangunan gapura berbentuk dua bangunan serupa dan sebangun tetapi merupakan
simetri cermin yang membatasi sisi kiri dan kanan pintu masuk. Candi bentar
tidak memiliki atap penghubung di bagian atas, sehingga kedua sisinya terpisah
sempurna, dan hanya terhubung di bagian bawah oleh anak tangga.
18. Provinsi Nusa Tenggara Barat -
Rumah Adat Dalam Loka Samawa
Rumah istana Sumbawa atau
Dalam Loka adalah rumah adat atau istana yang didirikan dan dikembangkan oleh
pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III di Pulau Sumbawa, tepatnya
di kota Sumbawa Besar. Terdapat pengertian dari Dalam Loka itu sendiri,
yaitu kata “Dalam” yang memiliki arti istana atau rumah yang ada di dalam
istana dan “Loka” yang memiliki arti dunia atau juga tempat. Sehingga dapat disimpulkan
pengertian Dalam Loka merupakan istana atau tempat hunian raja. Namun,
penggunaan rumah adat Dalam Loka saat ini difungsikan untuk menyimpan benda
atau artifak bersejarah milik Kabupaten Sumbawa.
Dalam Loka disusun oleh bangunan kembar yang disokong atau ditahan oleh 98 pilar kayu jati dan 1 pilar pendek (pilar guru) yang dibuat dari pohon cabe. Jumlah dari seluruh tiang penyokong adalah 99 tiang yang mewakili 99 sifat Allah dalam Al-Qur’an (Asmaul Husna). Di Dalam Loka ini terdapat ukiran-ukiran yang merupakan ukiran khas daerah Pulau Sumbawa atau disebut lutuengal yang digunakan untuk ornamen pada kayu bangunannya. Ukiran khas Pulau Sumbawa ini biasanya motif bunga dan juga motif daun-daunan.
19. Provinsi Nusa Tenggara Timur -
Rumah Adat Musalaki
Rumah Musalaki adalah rumah adat
Nusa Tenggara Timur, rumah ini tempat tinggal Lurah, Camat, atau pembesar
lainnya. Rumah ini berbentuk panggung, di bawahnya terdapat balai panjang
tempat menerima tamu. Tiang-tiangnya berdiri di atas batu besar sehingga tidak
perlu ditanam di dalam tanah. Atapnya terbuat dari jerami.
20. Provinsi Kalimantan Barat -
Rumah Adat Istana Kesultanan Kadriah Pontianak
Istana Kesultanan Kadriah dari
Pontianak, provinsi Kalimantan Barat ini pada awalnya dibangun pada tahun 1771
dan selalu senantiasa dibangun sambil direnovasi hingga resmi selesai pada
tahun 1778. Istana ini terletak tidak jauh dari Masjid Jami, masjid yang cukup
menjadi icon di Pontianak mungkin jaraknya tidak lebih dari 300 meter.
Lokasinya dekat jalan Tritura, yang merupakan pertemuan dari 3 sungai. Nama
daerahnya kampung Beting, Kelurahan Dalam Bugis, Pontianak Timur. Dari titik
nol kota Pontianak jaraknya sekitar 7 kilometer berjalan menuju arah timur dan
harus menyeberang sungai yang bisa dicapai lewat jembatan atau pun menggunakan
perahu. Istana kesultanan Kadriah ini memang bukan lokasi wisata yang sangat
ramai hingga padat dikunjungi wisatawan. Namun bukan berarti sepi, istana
keraton ini meskipun pengunjungnya tidak pernah ramai tetapi pengunjung selalu
berdatangan dan tidak pernah sepi.
21. Provinsi Kalimantan Tengah -
Rumah Adat Betang
Rumah betang adalah rumah adat khas
Kalimantan yang terdapat diberbagai penjuru Kalimantan dan dihuni oleh
masyarakat Dayak terutama di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat
pemukiman suku Dayak.
22. Provinsi Kalimantan Selatan -
Rumah Adat Banjar Bubungan Tinggi
Rumah Bubungan Tinggi adalah salah
satu jenis rumah Baanjung yaitu rumah tradisional suku Banjar (disebut rumah
Banjar) di Kalimantan Selatan dan bisa dibilang merupakan ikonnya Rumah Banjar
karena jenis rumah inilah yang paling terkenal karena menjadi maskot rumah adat
khas provinsi Kalimantan Selatan. Di dalam kompleks keraton Banjar dahulu kala
bangunan rumah Bubungan Tinggi merupakan pusat atau sentral dari keraton yang
menjadi istana kediaman raja (bahasa Jawa: kedhaton) yang disebut Dalam Sirap
(bahasa Jawa: ndalem) yang dahulu tepat di depan rumah tersebut dibangun sebuah
Balai Seba pada tahaun 1780 pada masa pemerintahan Panembahan Batuah.
23. Provinsi Kalimantan Timur -
Rumah Adat Lamin
Rumah Lamin adalah rumah adat dari Kalimantan Timur. Rumah Lamin adalah
identitas masyarakat Dayak di Kalimantan Timur.Rumah Lamin mempunyai panjang
sekitar 300 meter, lebar 15 meter, dan tinggi kurang lebih 3 meter. Rumah Lamin
juga dikenal sebagai rumah panggung yang panjang dari sambung menyambung.Rumah
ini dapat ditinggal oleh beberapa keluarga karena ukuran rumah yang cukup
besar.Salah satu rumah Lamin yang berada di Kalimantan Timur bahkan dihuni oleh
12 sampai 30 kelurga.Rumah Lamin dapat menampung kurang lebih 100 orang.Pada
tahun 1967, rumah Lamin diresmikan oleh pemerintah Indonesia.
24. Provinsi Sulawesi Utara - Rumah Adat Pewaris
24. Provinsi Sulawesi Utara - Rumah Adat Pewaris
Rumah ini merupakan rumah panggung yang dibangun di atas tiang dan balok-balok
yang di antaranya terdapat balok-balok yang tidak boleh disambung.
Rumah Pewaris memiliki 2 buah tangga. Letaknya di sisi kiri dan kanan bagian depan rumah. Eh, terdapat dua tangga. konon, kalau ada roh jahat yang naik dari salah satu tangga, maka ia akan kembali turun di tangga sebelahnya. Hihihi.. Dulunya, rumah adat Minahasa ini hanya terdiri dari satu ruangan saja. Kalau pun harus dipisahkan, biasanya hanya dibentangkan tali rotan atau tali ijuk saja, yang kemudian digantungkan tikar.Sekarang ini, Rumah Pewaris memiliki beberapa ruang. Misalnya, Setup Emperan yang digunakan untuk menerima tamu.
25. Provinsi Sulawesi Barat - Rumah Adat Tongkonan
Rumah Pewaris memiliki 2 buah tangga. Letaknya di sisi kiri dan kanan bagian depan rumah. Eh, terdapat dua tangga. konon, kalau ada roh jahat yang naik dari salah satu tangga, maka ia akan kembali turun di tangga sebelahnya. Hihihi.. Dulunya, rumah adat Minahasa ini hanya terdiri dari satu ruangan saja. Kalau pun harus dipisahkan, biasanya hanya dibentangkan tali rotan atau tali ijuk saja, yang kemudian digantungkan tikar.Sekarang ini, Rumah Pewaris memiliki beberapa ruang. Misalnya, Setup Emperan yang digunakan untuk menerima tamu.
25. Provinsi Sulawesi Barat - Rumah Adat Tongkonan
Tongkonan adalah rumah adat
masyarakat Toraja. Atapnya melengkung menyerupai perahu, terdiri atas susunan
bambu (saat ini sebagian tongkonan menggunakan atap seng). Di bagian depan
terdapat deretan tanduk kerbau. Bagian dalam ruangan dijadikan tempat tidur dan
dapur. Tongkonan digunakan juga sebagai tempat untuk menyimpan mayat. Tongkonan
berasal dari kata tongkon (artinya duduk bersama-sama). Tongkonan dibagi
berdasarkan tingkatan atau peran dalam masyarakat (stara sosial Masyarakat
Toraja). Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut ‘alang‘.
Tiang-tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (banga) saat ini
sebagian sudah dicor. Di bagian depan lumbung terdapat berbagai ukiran, antara lain
bergambar ayam dan matahari (disebut pa'bare' allo), yang merupakan simbol
untuk menyelesaikan perkara.
26. Provinsi Sulawesi Tengah - Rumah
Adat Tambi
Tambi merupakan rumah adat
tradisional yang ada di wilayah Lore. Arsitektur bangunannya memiliki keunikan
tersendiri dimana dinding rumah juga sekaligus berfungsi sebagai atap. Tambi
mempunyai kelainan dan keunikan tersendiri, karena kerangka bagian atas rumah
(tiang bumbungan dan kaso-kaso), hanya menumpang di atas balok bundar yang
tersusun sebagai belandar sekaligus berfungsi sebagai pondasi dan tiang.Pada
prinsipnya, Rumah Adat Tambi adalah rumah tempat tinggal raja, para bangsawan
maupun rakyat biasa. Yang membedakan rumah adat para bangsawan dengan rumah
adat yang dihuni oleh masyarakat biasa terletak pada bentuk bumbungan rumah.
Bumbungan atap rumah adat (Tambi) yang ditinggali oleh para bangsawan
dipasangkan tanduk kerbau, sedangkan rumah adat milik rakyat biasa tidak
menggunakan tanduk kerbau di bagian atas atapnya.
27. Provinsi Sulawesi Tenggara - Rumah Adat Istana Buton / Malige
27. Provinsi Sulawesi Tenggara - Rumah Adat Istana Buton / Malige
Rumah adat Buton atau Buton
merupakan bangunan di atas tiang, dan seluruhnya dari bahan kayu. Bangunannya
terdiri dari empat tingkat atau empat lantai. Ruang lantai pertama lebih luas
dari lantai kedua. Sedangkan lantai keempat lebih besar dari lantai ketiga,
jadi makin ke atas makin kecil atau sempit ruangannya, tapi di lantai keempat
sedikit lebih melebar. Seluruh bangunan tanpa memakai paku dalam pembuatannya,
melainkan memakai pasak atau paku kayu. Tiang-tiang depan terdiri dari 5 buah
yang berjajar ke belakang sampai delapan deret, hingga jumlah seluruhnya adalah
40 buah tiang. Tiang tengah menjulang ke atas dan merupakan tiang utama disebut
Tutumbu yang artinya tumbuh terus. Tiang-tiang ini terbuat dari kayu wala dan
semuanya bersegi empat. Untuk rumah rakyat biasa, tiangnya berbentuk bulat.
Biasanya tiang-tiang ini puncaknya terpotong. Dengan melihat jumlah tiang
sampingnya dapat diketahui siapa atau apa kedudukan si pemilik. Rumah adat yang
mempunyai tiang samping 4 buah berarti rumah tersebut terdiri dari 3 petak
merupakan rumah rakyat biasa. Rumah adat bertiang samping 6 buah akan mempunyai
5 petak atau ruangan, rumah ini biasanya dimiliki oleh pegawai Sultan atau
rumah anggota adat kesultanan Buton. Sedangkan rumah adat yang mempunyai tiang
samping 8 buah berarti rumah tersebut mempunyai 7 ruangan dan ini khusus untuk
rumah Sultan Buton.
28. Provinsi Sulawesi Selatan -
Rumah Adat Tongkonan
Rumah adat Tongkonan dibangun selama
tiga bulan dengan sepuluh pekerja. Kemudian ditambah proses mengecat dan
dekorasi satu bulan berikutnya. Setiap bagian tongkonan melambangkan adat dan
tradisi masyarakat Toraja.
Makna Rumah Tongkonan
Arti kata tongkonan berasal
dari kata tongkon yang bermakna menduduki atau tempat
duduk. Dikatakan sebagai tempat duduk karena dahulu menjadi tempat berkumpulnya
bangsawan Toraja yang duduk dalam tongkonan untuk berdiskusi. Rumah adat ini
mempunyai fungsi sosial dan budaya yang bertingkat-tingkat di masyarakat.
Awalnya merupakan pusat pemerintahan, kekuasaan adat, sekaligus perkembangan
kehidupan sosial budaya masyarakat Toraja.
Rumah tongkonan yang berdiri
berjejer akan mengarah ke utara dengan ujung atap yang runcing ke atas
melambangkan leluhur mereka yang berasal dari utara. Sehingga konon katanya
ketika nanti meninggal mereka akan berkumpul bersama arwah leluhurnya yang
berada di utara.
Tongkonan merupakan pusat kehidupan
sosial suku Toraja karena ritual adat terkait tongkonan sangatlah penting dalam
kehidupan spiritual mereka dengan leluhur. Oleh karena itu, semua anggota
keluarga diharuskan ikut serta sebagai lambang hubungan mereka dengan leluhur.
29. Provinsi Gorontalo - Rumah Adat
Dulohupa dan Rumah Pewaris
Rumah adat Dulohupa dibangun berupa
rumah panggung. Hal ini dilakukan sebagai penggambaran dari badan manusia yaitu
atap menggambarkan kepala, badan rumah menggambarkan badan, dan pilar
penyangga rumah menggambarkan kaki. Selain itu bentuk rumah panggung juga
dipilih untuk menghindari terjadinya banjir yang kala itu sering
terjadi.
30. Provinsi Maluku - Rumah Adat
Baileo
Rumah Baileo adalah rumah adat
Maluku dan Maluku Utara, Indonesia.Rumah Baileo merupakan representasi kebudayaan
Maluku dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat.Rumah
Baileo adalah identitas setiap negeri di Maluku selain Masjid atau
Gereja.Baileo berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci, tempat
upacara adat, sekaligus sebagai balai warga.Ciri utama rumah Baileo adalah
ukurannya besar, dan memiliki bentuk yang berbeda jika dibandingkan dengan
rumah-rumah lain di sekitarnya.
31. Provinsi Maluku Utara - Rumah
Adat Baileo
Rumah adat Maluku disebut rumah adat Baileo atau
bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya adalah balai. Pengambilan
nama balai atau Baileo ini disesuaikan karena rumah adat Baileo ini dibangun
dan digunakan oleh penduduk setempat sebagai tempat pertemuan dan bermusyawarah
dengan dewan adat penduduk setempat dan bukan sebagai hunian penduduk. Selain
itu rumah adat Baileo ini juga digunakan untuk menggelar acara adat dan sebagai
tempat penyimpanan benda antik dan keramat seperti benda pusaka dan senjata
peninggalan leluhur.
32. Provinsi Papua Barat - Rumah
Adat Honai
Rumah Honai terbuat dari kayu dengan
atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Honai sengaja
dibangun sempit atau kecil dan tidak berjendela yang bertujuan untuk menahan
hawa dingin pegunungan Papua. Honai biasanya dibangun setinggi 2,5 meter dan
pada bagian tengah rumah disiapkan tempat untuk membuat api unggun untuk
menghangatkan diri. Rumah Honai terbagi dalam tiga tipe, yaitu untuk kaum
laki-laki (disebut Honai), wanita (disebut Ebei), dan kandang babi (disebut
Wamai).
Rumah Honai biasa ditinggali oleh 5
hingga 10 orang. Rumah Honai dalam satu bangunan digunakan untuk tempat
beristirahat (tidur), bangunan lainnya untuk tempat makan bersama, dan bangunan
ketiga untuk kandang ternak. Rumah Honai pada umumnya terbagi menjadi dua
tingkat. Lantai dasar dan lantai satu dihubungkan dengan tangga dari bambu.
Para pria tidur pada lantai dasar secara melingkar, sementara para wanita tidur
di lantai satu.
33. Provinsi Papua - Rumah Adat
Honai
Rumah Honai terdiri dari 3 jenis, yaitu rumah untuk para lelaki (disebut Honai), rumah untuk para wanita (disebut Ebei), dan rumah untuk ternak mereka, babi (disebut Wamai). Ada juga beberapa orang Papua yang tidak lagi tinggal di rumah adat Papua seperti pakem yang dulu ada, dan tinggal bersamaan antar anggota keluarga inti, namun ternak/babi selalu mendapatkan rumah tersendiri. Bagi orang Papua, ternak merupakan harta yang sangat berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar