Pertumbuhan
ekonomi merupakan
suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu Negara yang berkesinambungan
menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000) pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat diartikan
juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang
diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan
ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Teori dibangun
berdasarkan pengalaman empiris, sehingga teori dapat dijadikan sebagai dasar
untuk memprediksi dan membuat suatu kebijakan Secara umum Teori
pertumbuhan ekonomi menurut para ahli dapat dibagi menjadi 2, yaitu: Teori
pertumbuhan ekonomi historis dan teori pertumbuhan ekonomi klasik dan
neoklasik. Berikut penjelasannya :
1. Teori
Pertumbuhan Ekonomi Historis
Aliran historis berkembang di Jerman
dan kemunculannya merupakan reaksi terhadap pandangan kaum klasik yang
menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dipercepat dengan revolusi industri,
sedangkan aliran historis menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dilakukan secara
bertahap. Pelopor aliran historis antara lain, Frederich List, Karl Bucher,
Bruno Hildebrand, Wegner Sombart, dan W.W. Rostow.
a.
Teori pertumbuhan ekonomi Frederich list (1789 - 1846)
Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi
menurut frederich list adalah tingkat-tingkat yang dikenal dengan sebutan
Stuffen theorien (teori tangga). Menurut Friendrich List, pertumbuhan ekonomi
suatu bangsa dapat dibagi menjadi empat tahap sebagai berikut:
- Masa berburu dan mengembara. Pada masa ini manusia belum memenuhi kebutuhan hidupnya sangat mengantungkan diri pada pemberian alam dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri
- Masa berternak dan bertanam. Pada masa ini manusia sudah mulai berpikir untuk hidup menetap. Sehingga mereka bermata pencaharian bertanam
- Masa Bertani dan kerajinan. Pada masa ini manusia sudah hidup menetap sambil memelihara tanaman yang mereka tanam kerajinan hanya mengajar usaha sampingan.
- Masa kerajinan, Industri, dan perdagangan. Pada masa ini kerajinan bukan sebagai usaha sampingan melainkan sebagai kebutuhan untuk di jual ke pasar, sehingga industri berkembang dari industri kerajinan menjadi industri besar.
b. Teori
pertumbuhan ekonomi Karl Bucher (1847 - 1930)
Pada tahap Perekonomian menurut Karu
Bucher ini dapat dibagi menjadi 4, yaitu :
- Rumah tangga tertutup
- Rumah tangga kota
- Rumah tangga bangsa
- Rumah tangga dunia
c.
Teori pertumbuhan ekonomi Bruno Hildebrand
Bruno Hildebrand melihat pertumbuhan
ekonomi masyarakat dari perkembangan alat tukar-menukarnya, yaitu:
- masa tukar-menukar secara barter
- masa tukar-menukar dengan uang
- masa tukar-menukar dengan kredit
d. Teori
pertumbuhan ekonomi Werner sombart (1863 - 1947)
Menurut Werner Sombart pertumbuhan
ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1.
Masa perekonomian tertutup ; Pada masa ini, semua kegiatan manusia hanya semata-mata
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Individu atau masyarakat bertindak sebagai
produsen sekaligus konsumen sehingga tidak terjadi pertukaran barang atau jasa.
Adapu yang menjadi ciri khusus pada masa pererokonomian ini yaitu kegiatan
manusia untuk memenuhi kebutuhan sendiri, setiap individu sebagai produsen
sekaligus sebagai konsumen, dan belum ada pertukaran barang dan jasa
2.
Masa kerajinan dan pertukangan ; Pada masa ini, kebutuhan manusia semakin meningkat, baik
secara kuantitatif maupun secara kualitatif akibat perkembangan peradaban.
Peningkatan kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi sendiri sehingga diperlukan
pembagian kerja yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Pembagian kerja ini
menimbulkan pertukaran barang dan jasa. Pertukaran barang dan jasa pada masa
ini belum didasari oleh tujuan untuk mencari keuntungan, namun semata-mata
untuk saling memenuhi kebutuhan. Masa kerajinan dan pertukangan memiliki
beberapa ciri-ciri seperti; Meningkatnya kebutuhan manusia, adanya pembagian tugas sesuai dengan keahlian, timbulnya pertukaran barang dan jasa, dan pertukaran belum didasari profit motive
3.
Masa kapitalis ; Pada
masa ini muncul kaum pemilik modal (kapitalis). Dalam menjalankan usahanya kaum
kapitalis memerlukan para pekerja (kaum buruh). Produksi yang dilakukan oleh
kaum kapitalis tidak lagi hanya sekedar memenuhi kebutuhanya, tetapi sudah
bertujuan mencari laba. Werner Sombart membagi masa kapitalis menjadi empat
masa sebagai berikut:
1.
Tingkat prakapitalis
2.
Tingkat kapitalis
3.
Tingkat kapitalisme raya
4.
Tingkat kapitalisme akhir
Berikut penjelasan lebih rincinya :
1. Tingkat prakapitalis ; Masa ini
memiliki ciri-ciri seperti ; kehidupan masyarakat masih statis, bersifat
kekeluargaan, bertumpu pada sektor pertanian, bekerja untuk memenuhi kebutuhan
sendiri, dan hidup secara berkelompok
2. Tingkat kapitalis ; masa ini memiliki cirri-ciri seperti ;
kehidupan masyarakat sudah dinamis, bersifat individual, adanya pembagian
pekerjaan, dan terjadi pertukaran untuk mencari keuntungan
3. Tingkat kapitalisme raya : masa ini
memiliki cirri-ciri seperti ; usahanya semata-mata mencari keuntungan,
munculnya kaum kapitalis yang memiliki alat produksi, produksi dilakukan secara
masal dengan alat modern, perdagangan mengarah kepada ke persaingan monopoli,
serta dalam masyarakat terdapat dua kelompok yaitu majikan dan buruh
4. Tingkat kapitalisme akhir ; Masa ini memiliki cirri-ciri seperti ;
munculnya aliran sosialisme, adanya campur tangan pemerintah dalam ekonomi, dan
mengutamakan kepentingan bersama.
e. Teori
pertumbuhan ekonomi Walt Whitmen Rostow (1916 - 1979)
W.W.Rostow mengungkapkan teori
pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang bejudul The Stages of Economic Growth
menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi 5 (lima) sebagai
berikut:
1.
Masyarakat Tradisional (The Traditional Society) ; Merupakan masyarakat yang mempunyai
struktur pekembangan dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas, belum ada ilmu
pengetahuan dan teknologi modern, serta terdapat suatu batas tingkat output per
kapita yang dapat dicapai
2.
Masyarakat pra kondisi untuk periode lepas landas (the preconditions for
take off) ; Merupakan
tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada dalam proses
transisi dan sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam
fungsi-fungsi produksi baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang
industri.
3.
Periode Lepas Landas (The take off) ; merupakan interval waktu yang diperlukan untuk mendobrak
penghalang-penghaang pada pertumbuhan yang berkelanjutan, kekuatan-kekuatan
yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diperluas, tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksi dapat
meningkat, investasi efektif serta
tabungan yang bersifat produktif meningkat atau lebih dari jumlah pendapatan
nasional, dan Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang
sudah ada mengalami ekspansi dengan cepat.
4.
Gerak Menuju Kedewasaan (Maturity) ; Merupakan perkembangan terus menerus daimana perekonoian
tumbuh secaa teratur serta lapangan usaha bertambah luas dengan penerapan
teknologi modern, investasi efektif serta tabungan meningkat dari 10 %
hingga 20 % dari pendapatan nasional dan investasi ini berlangsung secara
cepat, output dapat melampaui pertamabahn jumlah penduduk, barang-barang yang dulunya diimpor,
kini sudah dapat dihasilkan sendiri, serta tingkat perekonomian menunjukkkan
kapasitas bergerak melampau kekuatan industri pad masa take off dengan
penerapan teknologi modern
5.
Tingkat Konsumsi Tinggi (high mass consumption) ; Sektor-sektor industri merupakan
sektor yang memimpin (leading sector) bergerak ke arah produksi
barang-barang konsumsi tahan lama dan jasa-jasa, pendapatn riil per kapita
selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat mencapai tingkat konsumsi
yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan, kesempatan
kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi, dan pendapatan nasional yang
tinggi dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik dan Neoklasik
a.
Teori
pertumbuhan ekonomi klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi
klasik, ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah
penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta
tingkat teknologi yang digunakan. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan
luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak
mengalami perubahan. Berdasarkan kepada teori pertumbuhan ekonomi klasik yang
baru menjelaskan bahwa perkaitan di antara pendapatan per kapita dan
jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori
pertumbuhan klasik dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk,
produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Akan
tetapi apabila penduduk semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin
berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai
mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan per
kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya.
1. Teori
pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith
“An Inquiry into the nature and
causes of the wealth of the nation”, teorinya yang dibuat dengan teori the invisible hands
(Teori tangan-tangan gaib)
Teori pertumbuhan ekonomi Adam Smith
ditandai oleh dua faktor yang saling berkaitan, yaitu :
- Pertumbuhan penduduk
- Pertumbuhan output total
Sedangkan pertumbuhan output yang
akan dicapai dipengaruhi oleh 3 komponen berikut ini :
- sumber-sumber alam
- tenaga kerja (pertumbuhan penduduk
- jumlah persediaan
2.
Teori pertumbuhan ekonomi David Ricardo dan T.R Malthus
Menurut David Ricardo faktor
pertumbuhan penduduk yang semakin besar hingga menjadi dua kali lipat pada
suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Pendapat Ricardo ini
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus, menyatakan
bahwa makanan (hasil produksi) akan bertambah menurut deret hitung (satu, dua,
dan seterusnya). Sedangkan penduduk akan bertambah menurut deret ukur (satu,
dua, empat , delapan, enam belas, dan seterusnya) sehingga pada saat
perekonomian akan berada pada taraf subisten atau kemandegan.
b. Teori
pertumbuhan ekonomi Neoklasik
Teori pertumbuhan Neo-klasik melihat
dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini,
yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi tergantung
kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam persamaan, pandangan ini
dapat dinyatakan dengan persamaan:
AY = f (AK,AL,AT)
Dimana :
AY adalah
tingkat pertumbuhan ekonomi
AK adalah
tingkat pertumbuhan modal
AL adalah
tingkat pertumbuhan penduduk
At adalah
tingkat pertumbuhan teknologi
Analisis solow selanjutnya membentuk
formula matematik untuk persamaan itu dan seterusnya membuat pembuktian secara
kajian empiris untuk menunjukkan kesimpulan berikut: faktor terpenting yang
mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan
tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan
pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.
1. Teori
pertumbuhan ekonomi Robert Sollow
Rober Sollow lahir pada tahun
1950 di Brookyn, ia seorang peraih nobel di bidang dibidang ilmu ekonomi pada
tahun 1987. Robert Sollow menekankan perhatiannya pada pertumbuhan out put yang
akan terjadi atas hasil kerja dua faktor input utama. Yaitu modal dan tenaga
kerja.
2. Teori
pertumbuhan ekonomi Harrod dan Domar
RF. Harrod dan Evsey Domar tahun
1947 pertumbhan ekonomi menurut Harrod dan domar akan terjadi apabila ada
peningkatan produktivitas modal (MEC) dan produktivitas tenaga kerja.
3. Teori
pertumbuhan ekonomi Joseph Schumpeter
Menurut J. Schumpeter, pertumbuhan
ekonomi suatu negara ditentukan oleh adanya proses inovasi-inovasi
(penemuan-penemuan baru di bidang teknologi produksi) yang dilakukan oleh para
pengusaha. Tanpa adanya inovasi, tidak ada pertumbuhan ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar