Masalah yang
dihadapi setelah lulus dari sekolah SMA atau Perguruan Tinggi adalah masalah
mencari pekerjaan, dengan lapangan pekerjaan yang sangat sedikit dan pencari
kerja yang membludak menyebabkan susahnya mencari pekerjaan setelah lulus dari
masa sekolah. Masalah ini sebenarnya sudah lama kita ketahui, tapi apakah tidak
ada solusinya sama sekali?
Apakah
faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya kesempatan kerja bagi para pencari
kerja? Kali ini saya akan memaparkan beberapa faktor yang menyebabkan masalah
itu terjadi.
Kesempatan kerja
saat ini memang sudah sangat berkurang dan sulit untuk dicari, kelangkaan
kesempatan kerja ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya kesempatan kerja
. Menurut yang saya baca pada alamat artikel diatas terdapat dua faktor yang
mempengaruhi kurangnya kesempatan kerja :
Dalam hal ini
penyebab kesempatan kerja berkurang dan banyak orang yang menganggur bisa
disebabkan oleh kemalasan, cacat, dan rendahnya pendidikan dan keterampilan,
berikut penjelasannya
Pengangguran yang
berasal dari kemalasan individu sebenarnya sedikit. Namun, dalam system materialis
dan politik sekuralis, banyak yang mendorong masyarakat menjadi malas, seperti
system penggajian yang tidak layak atau maraknya perjudian. Banyak orang yang
miskin menjadi malas bekerja karena berharap kaya mendadak dengan jalan menang
judi atau undian.
Faktor Cacat
Dalam system
kapitalis hukum yang diterapkan adalah ‘hukum rimba’. Karena itu, tidak ada
tempat bagi mereka yang cacat untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
Faktor Rendahnya Pendidikan dan Keterampilan
Saat ini sekitar
74% tenaga kerja Indonesia adalah mereka yang berpendidikan rendah, yaitu SD
dan SMP. Dampak dari rendahnya pendidikan ini adalah rendahnya keterampilan
yang mereka miliki. Belum lagi system pendidikan Indonesia yang tidak focus
pada persoalan praktis yang dibutuhkan dalam kehidupan dan dunia kerja. Pada
akhirnya mereka menjadi pengangguran intelek.
Faktor ini
merupakan penyebab utama meningkatnya pengangguran di Indonesia, di antaranya :
- Ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan
- Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat
Banyak kebijakan
Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat dan menimbulkan pengangguran baru,
Menurut Menakertrans, kenaikan BBM kemarin telah menambah pengangguran sekitar
1 juta orang. Kebijakan Pemerintah yang lebih menekankan pada pertumbuhan
ekonomi bukan pemerataan juga mengakibatkan banyak ketimpangan dan
pengangguran. Banyaknya pembukaan industri tanpa memperhatikan dampak
lingkungan telah mengakibatkan pencemaran dan mematikan lapangan kerja yang
sudah ada.
Pengembangan sektor ekonomi non-real
Dalam sistem
ekonomi kapitalis muncul transaksi yang menjadikan uang sebagai komoditas yang
di sebut sektor non-real, seperti bursa efek dan saham perbankan sistem ribawi
maupun asuransi. Sektor ini tumbuh pesat. Nilai transaksinya bahkan bisa
mencapai 10 kali lipat daripada sektor real.Pertumbuhan uang beredar yang jauh
lebih cepat daripada sektor real ini mendorong inflasi dan penggelembungan
harga aset sehingga menyebabkan turunnya produksi dan investasi di sektor real.
Akibatnya, hal itu mendorong kebangkrutan perusahan dan PHK serta pengangguran.
Inilah penyebab utama krisis ekonomi dan moneter di Indonesia yang terjadi
sejak tahun 1997.Peningkatan sektor non-real juga mengakibatkan harta beredar
hanya di sekelompok orang tertentu dan tidak memilki konstribusi dalam
penyediaan lapangan pekerjaan.
Banyaknya tenaga kerja wanita
Jumlah wanita
pekerja pada tahun 1998 ada sekitar 39,2 juta. Jumlah ini terus meningkat
setiap tahunnya. Peningkatan jumlah tenaga kerja wanita ini mengakibatkan
persaingan pencari kerja antara wanita dan laki-laki. Akan tetapi, dalam sistem
kapitalis, untuk efesiensi biaya biasanya yang diutamakan adalah wanita karena
mereka mudah diatur dan tidak banyak menuntut, termasuk dalam masalah gaji.
Kondisi ini mengakibatkan banyaknya pengangguran di pihak laki-laki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar