Kamis, 18 Agustus 2016

Perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia



1.   Kerajaan Sriwijaya
A.   Sumber Sejarah
  1. Prasasti yang ditemukan didalam   negeri, prasasti Kedukan Bukit (688), Kota Kapur (686), Karang Berahi (686), Talang Tuo, Telaga Batu, Palas Pasemah.
  2. Prasasti Luar negeri : Prasasti Ligor, Prasasti Nalanda
  3. Brita  dari  Cina  ,  Catatan  Itsing  (Cina),  dan  Raihan  al  Buruni (Persia)
Dari sumber sejarah tersebut dapat disimpulkan :
  1. Kerajaan Sriwijaya pernah berpusat di Minangkabau (Riau daratan) kemudian pindah ke Jambi dan Palembang
  2. Raja-raja  yang  memerintah  :  Dapunta  Hyang  sebagai  pendiri,
Balaputra Dewa ( dari dinasti Syailendra –Jawa Tengah ) Kerajaan
mencapai kejayaan. Dan Sanggrama Wijayatunggawarman
a.   Faktor  pendukung Sriwijaya menjadi kerajaan besar
1)  Letaknya strategis, dijalur perdagangan antara India-Cina
2)  Runtuhnya kerajaan Funan
3)  Majunya aktifitas pelayaran dan perdagangan
4)  Memiliki armada / angkatan laut yang kuat
5)  Melayani distribusi keberbagai wilayah Nusantara

C.   Kehancuran   Sriwijaya   disebabkan   oleh   serangan   kerajaan   Chola Mandala  (India)  terhadap 
       raja  Sanggrama  Wijaya  tahun  1017  dan 1025. dan berdirinya kerajaan Majapahit.

D.   Peninggalan Budaya, seperti : Prasasti berbahasa Melayu Kuno, Arca Budha di Bukit Siguntang
       Palembang , candi Muara Takus di Riau

A.   Perkembangan Kerajaan Sriwijaya

Perkembangan kerajaan Sriwijaya - Kerajaan Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan yang sudah berdiri pada abad ke-7, kerajaan Sriwijaya memiliki kekuasaan daerah yang sangat besar. Walaupun kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang sangat besar di nusantara, ternyata tidak banyak bukti fisik dan otentik yang menjelaskan tentang keberadaan kerajaan Sriwijaya ini. Padahal seperti dijelaskan sebelumnya, kerajaan sriwijaya selain memiliki daerah kekuasaan, kerajaan Sriwijaya ini juga menjadi pusat perdagangan (ekonomi).

          Kerajaan Sriwijaya juga merupakan kerajaan yang cukup sering melakukan pemindahan pusat pemerintahan atau ibu kota, Sehingga dengan begitu muncul beberapa pendapat tentang pusat pemerintahan kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya juga merupakan kerajaan yang cukup banyak menaklukan daerah, sehingga hal ini yang membuat banyaknya daerah taklukan / kekuasaan kerajaan Sriwijaya.

Perkembangan dan Ekspansi Kerajaan Sriwijaya

          Pada perkembangan kerajaan Sriwijaya, kerajaan Sriwijaya melakukan ekspansi ke daerah tanah Jawa dan juga Semenanjung Malaya. Daerah semenanjung Malaya secara umum masuk ke daerah Sumatera, masuk juga Negara Malaysia bagian Barat dan Singapura, lalu masuk juga sebagian daerah Nyanmar dan Thailand. Sehingga dengan ekspansi kerajaan Sriwijaya ke daerah Jawa dan semenanjung Malaya, menjadikan kerajaan Sriwijaya dapat mengendalikan pusat perdagangan yang utama di Asia Tenggara.

             Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli sejarah, ditemukan beberapa reruntuhan candi-candi di daerah Negara Thailand dan Negara Kamboja. Pada abad yang ke-7 M, disana disebutkan bahwa pelabuhan Champa yang lokasinya berada di sebelah timur Indochina, sedikit demi sedikit mulai mengalihkan pedagang-pedagang yang bekerja sama (berdagang) dengan pihak kerajaan Sriwijaya. Sehingga hal ini dianggap dapat menjadi ancaman untuk perekonomian kerajaan Sriwijaya.

          Sehingga untuk mengatasi hal ini, Raja Dharmasetu mulai melancarkan berbagai serangan di daerah (dekat pantai) di kota-kota Indochina. Di awal abad ke-8, Kota Indrapura yang berada di tepi sungai Mekong berhasil dikusai oleh kerajaan Sriwijaya, sehingga kota Indrapura berada dibawah pengaruh dan kendali dari kerajaan Sriwijaya. Sehingga dengan penaklukan ini, perkembangan kekuasaan kerajaan Sriwijaya semakin besar.

          Sebagai tambahan, daerah Indochina mencangkup Negara Kamboja, Laos, serta Vietnam, yang semuanya merupakan Negara-negara dari Asia Tenggara (ASEAN).  Setelah berhasil menguasai Kota Indrapura, kerajaan Sriwijaya terus menguasai daerah-daerah (yang dahulunya merupakan) Negara Kamboja. Dengan berbagai serangan yang dilakukan oleh pihak kerajaan Sriwijaya, membuat raja Khmer Jayawarman II, yang merupakan pendiri dari kerajaan Khmer, memutuskan hubungan dengan pihak kerajaan Sriwijaya pada Abad yang sama (Abad ke-8).
Informasi sejarah diatas terdapat pada buku Paul Michel (tahun 2006) yang berjudul “Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula” (ISBN 981-4155-67-5).

          Sebagai tambahan, kerajaan Khmer, atau dapat juga disebut dengan kekaisaran Khmer merupakan kerajaan yang berpusat di wilayah Neraga Kamboja (sekarang ini), kerajaan ini berdiri dalam kurun waktu antara tahun 802 sampai 1432 masehi.

         Adapun perkembangan kerajaan Sriwijaya di tanah Jawa pada waktu yag sama, kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai kerajaan Holling dan kerajaan Tarumanegara, sehingga kedua kerajaan tersebut berada di bawah pengaruh kerajaan Sriwijaya sepenuhnya. Hal ini terjadi di akhir Abad yang ke-8

B.   Kerajaan Kutai
a.   Sumber Sejarah
Ditemukan prasasti yang dipahatkan pada tiang batu (Yupa) sebanyak
7 buah berhuruh Palawa dan berbahasa Sansekerta, di Kutai
Dari prasasti tersebut dapat disimpulkan :
  1. Kerajaan Kutai diperkirakan berdiri abad ke -4 M terletak di Kalimantan Timur, tepatnya dihulu sungai Mahakam.
  2. Kerajaan Kutai diperintah raja Kudunga (raja pertama), yang digantikan  putranya  bernama  Asmawarman,  pada  masa  ini Kutai   telah   memperluas   wilayah   wilayah   dengan   bukti melakukan  upacara  Asmaweda    (upacara  pelepasan  kuda dengan tujuan menentukan luas wilayah kerajaan ). Selanjutnya digantikan Mulawarman (sebagai raja terbesar dan mulia) hal itu duwujudkan dalam pemberian hadiah 2000 ekor sapi kepada Brahmana di tempat suci Waprakeswara  ( lapangan yang luas tempat pemujaan).
  3. Agama yang dianut kerajaan adalah Hindu- Syiwa
             b.   Peninggalan budaya berupa prasasti Yupa

C.    Kerajaan Majapahit
A.   Sumber Sejarah
        Prasasti  Butak,  Kidung  Harsawijaya,  Kidung  Panji  Wijaya  Krama, Kitab Pararato, Kitab Negara Kertagama. Dari sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa lokasi kerajaan Majapahit diperkirakan terdapat di Trowulan Mojokerto JawaTimur. Raja-raja yang memerintah, Raden Wijaya sebagai pendiri, Jayanegara, Tribuana Tungga Dewi, Hayam Wuruk   (mencapai   Puncak   Kejayaan),   Kusuma   Wardani/Wikrama
Wardana,  Suhita  (  terjadi  perang  Paregreg  dengan  Bre  Wirabumi) sehingga    majapahit    mengalami    kemunduran,    Kertawijaya, Rajasawardhana, Purwawisesa dansinghawikramawardhana. Keruntuhan  Majapahit  ditandai  dengan  candrasangkala  Sirno  Ilang Kertaning Bumi. (1400 C)

B.   Kehidupan Budaya dan sastra berkembang pesat, peninggalan berupa bangunan, seperti candi Panataran,   Sawentar, Sumberjati (Blitar), candi Tegawangi  dan  Surawana  (Pare,  Kediri),  candi  Tikus   (Trowulan), Candi  Brahu  (Mojokerto),  Seni  sastra  :  Kitab  Negara  Kertagama, Sutasoma, Arjuna  wjiya, Kunjarakarna, arthayajna, kitab Pararaton, Sundayana, Sorandaka, Ranggalawe, Paniwijayakrama, Usana Jawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar