Sifat
Wajib Allah
- Wujud (Ada)
Adanya Allah itu bukan karena ada
yang mengadakan atau menciptakan, tetapi Allah itu ada dengan zat-Nya sendiri.
- Dalil Aqli sifat Wujud
Adanya semesta alam yang kita lihat
sudah cukup dijadikan sebagai alasan adanya Allah, sebab tidak masuk akal
seandainya ada sesuatu yang dibuat tanpa ada yang membuatnya.
- Dalil Naqli sifat Wujud
جلقالسموات والارض وما
بينهمافي ستةايام ﷲالذى
Allahlah menciptakan langit dan bumi
dan apa yang ada diantara keduanya dalam (waktu) enam hari. (QS. AS sajdah
[32]:4)
2.
Qidam (Dahulu/Awal)
Sifat Allah ini menandakan bahwa
Allah swt sebagai Pencipta lebih dulu ada daripada semesta alam dan isinya yang
Ia ciptakan.
o Dalil aqli sifat Qidam
Seandainya Allah tidak qodim, mesti
Allah hadits, sebab tidak ada penengah antara qodim dan hadits. Apabila Allah
hadits maka mesti membutuhkan muhdits (yang membuat) mislanya A, dan muhdits A
mesti membutuhkan kepada Muhdits yang lain, misalnya B. Kemudian muhdits B
mesti membutuhkan muhdits yang lain juga, misalnya C. Begitulah seterusnya.Apabila
tiada ujungnya, maka dikatakan tasalsul (peristiwa berantau), dan apabila yang
ujung membutuhkan kepada Allah maka dikatan daur (peristiwa berputar).
Masing-masing dari tasalsul dan daur adalah mustahil menurut akal. Maka setiap
yang mengakibatkan tasalsul dan daur, yaitu hudutsnya Allah adalah mustahil,
maka Allah wajib bersifat Qidam.
o Dalil Naqli sifat Qidam
هوالاول
والاخروالظاهروالباطن
Dialah yang awal dan yang akhir Yang
zhohir dan yang bathin. (QS. Al-Hadid [57]:3)
3.
Baqa'(Kekal)
Allah Akan Kekal dan Abadi
Selamanya, Kekalnya Allah SWT tidak berkesudahan
o Dalil Aqli sifat Baqa’
Seandainya Allah tidak wajib Baqo,
yakni Wenang Allah Tiada, maka tidak akan disifati Qidam. Sedangkan Qidam tidak
bisa dihilangkan dari Allah berdasarkan dalil yang telah lewat dalam sifat
Qidam.
o Dalil Naqli Sifat Baqa’
كلشئ هالك إلاوجهه
Tiap sesuatu akan binasa (lenyap)
kecuali Dzat-nya. (QS. Qoshos [28]:88)
- Mukhalafatuhu Lilhawadith (berbeda dengan Ciptaannya/Makhluknya)
Sifat ini menunjukkan bahwa Allah
SWT berbeda dengan hasil ciptaan-Nya. Coba kita perhatikan tukang jahit hasil
baju yang dijahit sendiri tidak mungkin sama dengan baju yang dibuat orang
lain.
- Dalil Aqli sifat mukhalafah lil hawadits
Apabila diperkirakan Allah menyamai
sekalian makhluknya, niscaya Allah dalah baru (Hadits), sedangkan Allah baru
adalah mustahil
- Dalil Naqli sifat mukhalafah lil hawadits
ليس كمثله شيئ
وهوالسميع البصير
Tidak ada sesuatu apapun yang serupa
dengan dia, dan dia-lah yang maha mendengar lagi maha melihat. (QS. Asy-Syuro
[42]:11)
5.
Qiyamuhu Binafsihi (Allah Berdiri Sendiri)
Artinya Bahwa Allah SWT itu berdiri
dengan zat sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang lain. Maksudnya, keberadaan
Allah SWT itu ada dengan sendirinya tidak ada yang mengadakan atau
menciptakan.Contohnya,
Allah SWT menciptakan alam semesta
ini karena kehendak sendiri tanpa minta pertolongan siapapun.
o Dalil Aqli sifat Qiyamuhu Binafsihi
Seadainya Allah membutuhkan dzat,
niscaya Allah adalah sifat, sebab hanya sifatlah yang selalu membutuhkan dzat,
sedangkan dzat selamanya tidak membutuhkan dzat lain untuk berdirinya.
Dan apabila Allah “Sifat” adalah
mustahil, sebab apabila Allah “sifat”, maka Allah tidak akan disifati dengan
sifat Ma'ani dan Ma'nawiyah, sedangkan sifat tersebut adalah termasuk
sifat-sifat yang wajib bagi Allah berdasarkan dalil-dalil tertentu. Berarti
apabila Allah tidak disifati dengan sifat Ma'ani dan Ma'nawiyah adalah salah
(Bathil), dan batal pula sesuatu yang mengakibatkannya, yaitu butuhnya Allah
kepada dzat. Apabila batal butuhnya Allah kepada dzat maka tetap Maha kaya
(istighna)nya Allah dari dzat.
Seandainya Allah membutuhkan sang
pncipta, niscaya Allah baru (Hadts), sebab yang membutuhkan pencipta hanyalah
yang baru sedangkan dzat qodim tidak membutuhkannya. Dan mustahil Allah Hadits,
karena segala sesuatu yang hadits harus membutuhkan sang pencipta (mujid) yang
kelanjutannya akan mengakibatkan daur atau tasalul.
o Dalil Naqli Sifat Qiamuhu Binafsihi
إن اﷲ لغنى عن العا
لمين
Sesungguhnya Allah benar-benar maha
kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta. (QS. Al Ankabut [29]:6)
6.
Wahdaniyyah (Tunggal/Esa)
Artinya adalah Bahwa Allah SWT
adalah Tuhan Yang Maha Esa., baik itu Esa zat-Nya, sifat-Nya, maupun
perbuatannya.Esa zat-Nya maksudnya zat Allah SWT itu bukanlah hasil dari
penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan unsur yang lain
mkenjadi satu. Berbeda dengan mahluk, mahluk diciptakan dari berbagai unsur,
seperti wujudnya manusia, ada tulang, daging, kulit dan seterusnya.Esa
sifat-Nya artinya semua sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah SWT tidak sama
dengan sifat-sifat pada mahluk-Nya, seperti marah, malas dan sombong.Esa
perbuatan-Nya berarti Allah SWT berbuat sesuatu tidak dicampuri oleh perbuatan
mahluk apapun dan tanpa membutuhkan proses atau tenggang waktu. Allah SWT
berbuat karena kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang menyuruh dan melarang.
o Dalil Naqli
لوكان فيهماالهةإلااﷲ
لفسد تا
Seandainya di langit dan dibumi ada
tuhan-tuhan selain Allah, niscaya langit dan bumi akan rusak. (QS. Al Anbiya
[21]:22)
- Qudrat (Berkuasa)
Kekuasaan Allah SWT, atas segala
sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang membatasi, baik
terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan
manusia ada batasnya dan ada yang membatasi.
- Dalil Aqli sifat Qudrot
Dalilnya adalah adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalilnya, jika
Allah tidak berkemampuan niscaya Allah lemah(‘Ajzun), dan apabila Allah lemah
maka tidak akan mampu menciptakan makhluk barang sedikitpun.
- Dalil Naqli sifat Qudrot
إن اﷲعلى كل شيى قد ير
Sesungguhnya Allah berkuasa atas
segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah [2]:20)
8.
Iradah (berkehendak)
Allah SWT menciptakan alam beserta
isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak lain atau campur
tangan dari siapa pun Apapun yang Allah SWT kehendakin pasti terjadi, begitu
juga setiap setiap Allah SWT tidak kehendaki pasti tidak terjadi.Berbeda dengan
kehendak atau kemauan manusia, tidak sedikit manusia mempunyai keinginan,
tetapi keinginan itu kandas di tengah jalan. Apabila manusia berkeinginan tanpa
disertai dengan kehendak Allah SWT. Pasti keinginan itu tidak terwujud. Hal ini
menunjukan bahwa manusia memiliki keterbatasan, sedangkan Allah SWT memiliki
kehendak yang tidak terbatas.
o Dalil Aqli sifat Irodat.
Dalilnya adalah adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalil, seasndainya
allah tidak bersifat berkehendak niscaya bersifat terpaksa (karohah), dan allah
bersifat terpaksa adalah mustahil karena tidak akan disifati qudrot, akan
tetapi tidak disifatinya Allah dengan sifat qudrot adalah mustahil, sebab
akanberakibat lemahnya Alla, sedangkan lemahnya Allah adalah mustahi, karena
tidak akan mampu membuat makhluk barang sedikitpun.
o Dalil Naqli sifat Irodat.
ان ربك فعال لمايريد
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana
terhadap apa yang dia kehendaki.
(QS. Hud[50]:107)
9.
Ilmu (Mengetahui)
Artinya Allah SWT memiliki
pengetahuan atau kepandaian yang sangat sempurna, artinya ilmu Allah SWT itu
tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu
yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib.Bahkan, apa yang
dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun. Bukti kesempurnaan ilmu Allah
SWT, ibarat air laut menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Allah SWT,
tidak akan habis kalimat-kalimat tersebut meskipun mendatangkan tambahan air
yang banyak seperti semula.Kita sering kagum atas kecerdasan dan ilmu yang
dimiliki orang-orang pintar di dunia ini. Kita juga takjub akan indahnya karya
dan canggihnya tekhnologi yang diciptakan manusia. Sadarkah kita bahwa ilmu
tersebut hanyalah sebagian kecil saja yang diberikan Allah SWT kepada kita ?.
o Dalil Aqli sifat Ilmu
Dalilnya adalah adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalil, seandainya
Allah tak berilmu niscaya tidak akan berkehendak, sedangkan allah tidak
berkehendak adalah mustahil, karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi
Allah tidak disifati dengan qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat
lemahnya Allah. Sedangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan
mampu membuat barang makhluk sedikitpun.
o Dalil Naqli sifat Ilmu
وهوبكل شيى عليم
Dan dia maha mengetahui segala
sesuatu.
(QS.Al Hadid [57]:3 atau QS. Al
Baqaroh [2]:29)
- Hayat (Hidup)
Artinya Hidupnya Allah tidak ada
yang menghidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha
Sempurna, berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya.
Contohnya :
Manusia ada yang menghidupkan.
Selain itu, mereka juga mmebutuhkan makanan, minuman, istirahat, tidur, dan
sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah
SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian bahkan mengantuk pun tidak.
- Dalil Aqli sifat hayat
Dalilnya adanya alam semesta. Proses
penyusunan dalil, seandainya Allah tidak hidup maka tidak akan disifati Qudrot,
akan tetapi Allah tidak disifati dengan Qudrot adalah mustahil, sebab akan
berakibat lemahnya Allah, seangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak
akan mampu membuat alam semesta.
- Dalil Naqli sifat Hayat
Firman Allah :
وتو كل على الحى الذ ى
لايمو ت
Dan bertakwalah kepada Allah yang
hidup yang tidak mati. (QS. Al-Furqon [25]:58)
11.
Sama' (Mendengar)
Allah SWT mendengar setiap suara
yang ada di alam semesta ini. Yidak ada suara yang terlepas dari pendengaran
Allah SWT walaupun suara itu lemah dan pelan., seperti suara bisikan hati dan
jiwa manusia.Pendengaran Allah SWT berbeda dengan pendengaran mahluk –Nya
karena tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran mahluk-Nya
dibatasi ruang dan waktu.
DALIL :
”Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui” … (QS Al Maidah :76)
12.
Basar ( Melihat )
Allah SWT melihat segala sesuatu
yang ada di alam semesta ini . penglihatan Allah bersifat mutlak, artinya tidak
dibatasi oleh jarak( jauh atau dekat) dan tidak dapat dihalangi oleh dinding
(tipis atau tebal). Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, kecil maupun
besar, tampak atau tidak tampak, pasti semuanya terlihat oleh Allah SWT.
DALIL:
”………Dan Allah maha Melihat apa yang
kamu kerjakan.” … (al-Baqarah: 265)
Dengan memahami sifat besar Allah
SWT hendaknya kita selalu berhati-hati dalam berbuat. Mungkin kita bisa
berbohong kepada manusia, seperti orang tua, guru, atau teman. Akan tetapi kita
tidak akan bisa berbohong kepada Allah SWT.
13.
Kalam ( Berbicara / Berfirman )
Allah SWT bersifat kalam artinya
Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan
rasul-Nya. Pembicaraan Allah SWT tentu tidak sama dengan pembicaraan manusia
karena Allah SWT tidak berorgan (panca indra), seperti lidah dan mulut yang
dimiliki oleh manusia.Allah SWT berbicara tanpa menggunkan alat bantu yang
berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah SWT sangat sempurna. Sebagai bukti
bahwa adanya wahyu Allah SWT berupa al qur'an yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum
Nabi Muhammad SAW.
DALIL :
”……. Dan Allah berkata kepada Musa
dengan satu perkataan yang jelas”
(QS AnNisa' :164)Oleh karena itu
kita sebagai hamba Allah SWT hendaknya membiasakan diri mengucapkan
kalimat-kalimat tayyibah, artinya kata-kata yang mulia, seperti ketika kita
berbuat salah, maka segeralah membaca istighfar.
14.
Kaunuhu Qadirun
Yaitu Keadaan Allah Ta'ala Yang
Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan.
DALIL
“Sesungguhnya Alllah berkuasa atas
segala sesuatu“ (QS. Al Baqarah :20).
15.
Kaunuhu Muridun
Yaitu Keadaan Allah Ta'ala Yang
Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu, Ia berkehendak atas nasib dan
takdir manusia.
DALIL
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Melaksanakan apa yang Dia kehendaki“ … (QS. Hud :107)
16.
Kaunuhu ‘Alimun
Yaitu Keadaan Allah Ta'ala Yang
Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu, mengetahui segala hal yang telah terjadi
maupun yang belum terjadi, Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran
manusia.
DALIL
“Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu“
… (QS. An Nisa' :176)
17.
Kaunuhu Hayyun
Yaitu Keadaan Allah Ta'ala Yang
Hidup, Allah adalah Dzat Yang Hidup, Allah tidak akan pernah mati, tidak akan
pernah tidur ataupun lengah.
DALIL
“Dan bertakwalah kepada Allah yang
hidup kekal dan yang tidak mati“
(QS. Al Furqon :58)
18.
Kaunuhu Sami'un
Yaitu Keadaan Allah Ta'ala Yang
Mendengar, Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa
hambaNya.
DALIL
“Allah Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui“ … (QS. Al Baqoroh :256).
- Kaunuhu Basirun
YAitu Keadaan Allah Ta'ala Yang
Melihat akan tiap-tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ).Allah selalu melihat
gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
DALIL
“Dan Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan“ … (QS. Al Hujurat :18)
20.
Kaunuhu Mutakallimun
Yaitu Keadaan Allah Ta'ala Yang
Berkata-kata, Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat
Al Quran.
Bila Al Quran menjadi pedoman hidup
kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar