Pesisir Selatan dengan panjang daerah ± 240 Km
terletak di selatan Kodya Padang, terdiri dari 11 Kecamatan dan 36 Kenagarian.
Setiap Kecamatan ataupun Kenagarian mempunyai kekhususan-kekhususan dalam adat
istiadat perkawinan namun demikian secara umum mempunyai banyak kesamaan
terutama dalam simbol-simbol adat, ataupun maksid yang terkandung dalam setiap
bagian adat istiadat dan tata cara perkawinan itu.
Bundo
Kanduang Pesisir Selatan merangkum adat istiadat itu seperti tulisan dibawah
ini.
A. Acara Pendahuluan
Pada
bagian ini disebut “Manapiak Bandua”.
Acara
ini di mulai, apabila sudah ada kesepakatan adat dan tinjau meninjau yang
biasanya dilakukan oleh pihak ketiga (setangkai).
“Manapiak
Bandua” yaitu rombongan kecil dari pihak anak daro yang biasanya terdiri dari
mandeh, bapak, mamak, urang sumando, pasumandan bako yang paling dekat/ datang
ke rumah keluarga calon marapulai. Rombongan kecil ini membawa buah tangan
berupa kue-kue, nasi lamak baluo, pisang, dll. Dirumah calon marapulai pun ,
telah menunggu pula sekelompok kecil tuan rumah, yang sama pula keadaannnya
dengan rombongan yang datang.
Tujuannnya
adalah pihak calon anak daro menyampaikan keinginan hati hendak menjodohkan
anak kemenakan perempuan mereka dengan anak kemenakan dari pihak tuan rumah,
melalui pasombahan, sisomba ataupun papatah patitih dari kato bajawek, gayuang
basambuik yang disampaikan oleh juru bicara yaitu urang sumando kepada mamak
kedua belah pihak maksud itu disampaikan.
Setelah
rundingan disepakati oleh kedua belah pihak, biasanya setelah beberapa hari
setelah itu pihak keluarga marapulai mendatangi pula keluarga anak dara untuk
menyatakan menerima maksud hati kedatangan anak daro beberapa hari yang lalu
dan mambicarakan tentang pematangan acara pernikahan.
Sebelum
urutan acara resmi pernikahan dimulai menurut adat istiadat maka masing-masing
pihak mengadakan acara yang disebut “Minum Kopi” dikaumnya. Acara minum kopi
ini bertujuan untuk memberitahukan kepada keluarga dekat ninik mamak, urang
sumando, mandeh bapak, bako bahwa kemenakan yang bersangkutan dengan anak
kemenakan dari kaum lain atau istilahnya “kama angkek alek”. Perundingan menyangkut
tata cara alek yang diadakan, persiapan-persiapan alek dan petugas-petugas
alek, sekalian menghimpun dana bantuan/gotong royong untuk membiayai alek yang
diadakan.
B. ACARA RESMI
I.
Babako
Acara
ini dilaksanakan oleh calon penganten ditempatnya masing-masing. Adapun tujuan
acara ini sebagai pernyataan kasih sayang dan restu dari pihak bako (keluarga
ayah pihak penganten) terhadap anak pisangnya yang akan menempuh hidup baru.
Rombongan Induk Bako yang berkumpul dirumah salah seorang keluarga dekat ayah
ma arak pisangnya yang akan menjadi penganten ditempat kediaman anak pisang itu
sendiri untuk “diasoki dengan kumayan dan dilimaui dengan limau harum”.
Kedua
macam benda itu melambangkan do’a untuk keselamatan penganten dan melambangkan
membersihkan diri lahir bathin serta dorongan untuk memperkuat mental sebelum
melangsungkan pernikahan. Arakan ini dilengkapi dengan sejumlah bawaan sebagai
paragiah dan sumbangan dari pihak keluarga ayah. Bawaan itu antara lain terdiri
dari nasi kunyit, sejumlah bahan sandang kain panjang, sarung, beras, dll.
Bahkan bawaan ini dilengkapi dengan perhiasan emas, ternak sapi, kerbau,
ataupun kambing, sesuai dengan kemampuan pihak bako. Arak-arakan ini diiringi
pula dengan bunyi-bunyian talempong, pupuik sarunai.
II.
Maanta Siriah
Acara
ini dilaksanakan oleh pihak keluarga marapulai datang ke rumah anak daro dengan
membawa siriah yang disusun diatas dulang dengan segala kelengkapannya disertai
dengan sejumlah bawaan berupa pakaian untuk anak daro sapatagak dengan cermin
alat-alat berhias, alat rumah tangga lainnya seperti sprei alat-alat makan,
dll. Selain itu juga membawa bahan-bahan dapur mulai dari cabe, garam,bawang,
ikan, ayam, daging, sayur-sayuran dan buah-buahan yang semua bawaan ini adalah
sebagai pernyataan dari “putiah mato dapek dilihat, putiah hati bakaadaan”.
Jadi
tindak lanjut dari acara pinang maminang yang telah disepakati secara resmi,
kalau keluarga mampuh bawaan ditambah pulah dengan perhiasan emas. Setelah
acara maanta siriah, biasanya pada malam hari diadakanlah acara puncak yaitu Ijab Kabul antara kedua mempelai
dirumah anak daro.
III. Manjapuik Marapulai
Untuk
acara nikah, marapulai dijemput oleh pihak keluarga anak daro kerumahnya.
Rombongan penjemput biasanya terdiri dari urang sumando, mamak-mamak, mandeh
bapak kira-kira 10 sampai 15 orang. Rombongan ini membawa syarat-syarat yang
telah disepakati tatkala setelah berunding terjadi sambah manyambah pepatah
petitih antara kedua belah pihak, maka rombongan dari anak daro ditambah dengan
rombongan dari rumah marapulai berangkat ma arak marapulai kerumah anak daro
untuk nikah.
Acara
ini disebut maanta marapulai.
Di
Pesisir Selatan khususnya di Painan acara maanta marapulai ini terkenal dengan
istilah Badampiang.
IV.
Badampiang (Maanta Marapulai)
Badampiang
adalah akronim kata dari ayo hampir sampai, bahasa setempat hampir
(ampiang), kata ampiang ini menjadi bagian dari sorak-sorai rombongan pengantar
marapulai tadi (ampiang sampai kerumah anak daro). Pada acara ini marapulai
diantar oleh rombongan yang sudah bergabung tadi kerumah anak daro untuk nikah.
Diiringi dengan bunyi-bunyian pupuik talempong yang diselingi dengan
pantun-pantun yang menyatakan betapa sedih bercampur gembira keluarga marapulai
melepas anaknya masuk kekeluarga kaum lain.
Disamping
itu juga diselingi dengan pantun-pantun jenaka dari urang-urang mudo yang
bertujuan untuk menggoda marapulai yang akan memasuki hidup baru. Semua
pantun-pantun ini didendang bersahut-sahutan oleh rombongan. Setiap selesai
satu atau dua pantun diselingi pula oleh sorak-sorai yang berbunyi “Ayo
Dampiang” (hampir sampai) oleh seluruh rombongan. Sampai rombongan tiba dirumah
anak daro, setelah sambah manyambah lalu dilaksanakanlah acara puncak tersebut.
V.
Manjalang Mintuo
Setelah
ijab kabul (nikah) maka keesokan harinya acara dilanjutkan dengan “Manjalang
Mintuo”.
Manjalang
Mintuo adalah acara perkenalan resmi antara anak daro dengan pihak keluarga
marapulai. Acara ini juga sebagai pemberitahuan kepada orang sekampung bahwa
pasangan ini sudah resmi menjadi suami isteri. Marapulai dan anak daro diarak
pula dengan iringan talempong pupuik sarunai melalui labuah nan panjang kerumah
keluarga marapulai. Pada acara ini juga dibawa sejumlah kue-kue, macam-macam
sambal antaralain: rendang daging, ikan, ayam, telur, sayur-sayuran,
buah-buahan yang dihiasi sedemikian rupa, demikian juga nasi kunyit dan
panggang ayam.
Setiba
dirumah marapulai diadakan do’a selamatan serta perkenalan dengan keluarga
besar marapulai.
Kemudian
setelah acara-acara resmi ini selesai masih ada lagi, rangkaian acara kecil
yang harus dilakukan oleh anak daro, al “Japuik Tigo Hari”. Acara ini
dilaksanakan tiga hari setelah hari perkawinan. Anak daro dijapuik oleh pihak
marapulai untuk bermalam dirumah keluarga marapulai (mintuo anak daro) dalam rangka
mengenal lebih dekat dan menjalin silaturahim dengan keluarga yang
bersangkutan.
Setelah
itu dilanjutkan pula acara jalang manjalang mamak, bako, mandeh, bapak, kedua
belah pihak.
Playtech casino review, sign up bonus codes & free spins - Dr
BalasHapusOur expert 구리 출장마사지 review of Playtech 김포 출장마사지 casino games with great features and casino bonuses 김포 출장마사지 for 2021. Get the 익산 출장안마 latest sign up bonus codes 창원 출장샵 for 2021 at Dr